Bukan Cuma Tulus, Ini Arti Ikhlas Selengkapnya

Ikhlas

Kata ikhlas adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dan secara umum dimaknai dan digunakan untuk mendeskripsikan seseorang yang mengerjakan sebuah perbuatan dengan tulus hati, tanpa berharap akan suatu pamrih. Seseorang dengan hati bersih & tanpa maksud tertentu kecuali hanya karena ingin melakukan perbuatan baik.


Arti kata ikhlas Dalam Bahasa Indonesia.

Menurut sumber rujukan utama kita semua, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu arti kata ikhlas menurut KBBI adalah tulus hati. Berikut ini adalah beberapa arti dari kata ikhlas dalam bahasa Indonesia sebagaimana tampak pada tampilan gambar dibawah.


arti_kata_ikhlas

Dapat kita lihat bahwa kata ikhlas memiliki beberapa arti, antara lain :


1. Sebagai kata sifat (adjektif).
  • Bersih hati
  • Tulus hati

2. Sebagai kata kerja (verbal)

  • Merelakan

3. Sebagai kata benda (nomina)

  • Ketulusan hati
  • Kejujuran
  • Kerelaan

Kata ikhlas dalam bahasa Indonesia merupakan salah satu kata serapan dari bahasa Arab.

Arti Kata Ikhlas Dalam Bahasa Arab

Kata ikhlas dalam bahasa Arab memiliki arti yang tidak jauh berbeda maksudnya dengan bahasa Indonesia. Dimana secara bahasa, ikhlas artinya adalah 'murni'.

Dalam bahasa Arab, ikhlas di tulis sebagai berikut :

إخلاص


Ikhlas Dalam Islam

Islam memberikan pemahaman yang sangat kongkrit tentang makna ikhlas sebenarnya. Sebuah surat atau surah secara khusus diturunkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala untuk menjelaskan esensi dari kata ikhlas sebenarnya, yakni surah al Ikhlas.

Uniknya, dalam surat Al ikhlas, tidak ada satupun kata ikhlas yang tertuang di dalamnya. Kata ikhlas di dalam Al Qur'an memiliki arti 'murni', padanan kata murni dalam bahasa Inggris mungkin sebanding dengan kata 'pure' atau 'original'.

Lalu, bagaimana kaitan antara kata murni sebagai terjemahan dari nama surat Al ikhlas dan ayat ayat yang memuat penjelasan tentang makna ikhlas didalamnya? Ada baiknya kita melihat sejenak terjemahan dari surat Al ikhlas dibawah ini (sumber : quran.kemenag.go.id).

Surah Al Ikhlas

  • Katakan (Muhammad) : "Dialah Allah Yang Maha Esa".
  • Allah tempat meminta segala sesuatu.
  • (Allah) tidak beranak dan tidak diperanakkan.
  • Dan tidak ada yang setara dengan Dia.
Jelas dalam ayat ayat ini dijelaskan dengan sangat gamblang bahwa hakekat tentang segala sesuatu itu bermula dari Yang Maha Esa, yakni Allah. Dan juga akan berujung pada muara yang satu pula. 
Manusia pada prinsipnya termotivasi untuk melakukan sebuah perbuatan dan tindakan atas dasar adanya suatu tujuan. Apapun bentuk perbuatan itu, selalu berdasarkan pada adanya tujuan atau niat. Tak jarang pula, tujuan tujuan yang ada seringkali merupakan tujuan dan niat yang semu, tidak tepat, keliru serta instan. Hal ini mungkin ditenggarai akan kurangnya pengetahuan yang cukup. Mungkin pula pengetahuan yang didapatkan justru keliru. Tak ubahnya ketika seseorang hendak menempuh sebuah perjalanan dengan peta kadaluarsa atau kompas yang rusak. Oleh karena itu, hendaklah kita dalam melaksanakan segala perbuatan apapun dilandasi dengan niat dan tujuan yang tepat dan akurat. Dimana Al Qur'an dalam surat al Ikhlas menyiratkan pada kita semua bahwa niat dan tujuan atas segala sesuatu apapun itu, didasarkan pada niat yang 'murni' hanya karena Allah semata. Sebagaimana apa yang selalu kita baca dan ucapkan setiap kali mengawali ibadah sholat, yaitu :
"Inna sholaati wa nusuki wa mahyaaya wa mamaati lillaahi rabbil 'alamin",

yang artinya adalah "sesungguhnya sholat ku dan ibadahku, hidupku serta matiku adalah karena Allah Tuhan Semesta Alam". Artinya, sholat, ibadah, dan perbuatan apapun yang tidak 'murni', yang dimaksudkan untuk tujuan lain, misalnya agar disebut sebagai orang yang alim, atau agar supaya dipuji orang atau agar dan agar lain dan sebagainya, bukanlah perwujudan dari sebuah keikhlasan. Bahkan niat seperti itu dilarang. Yang mana merupakan sebuah perbuatan yang menjadi cikal bakal dari perbuatan syirik. Perbuatan yang dilakukan karena niat yang tidak tepat sasaran. Bahkan jika niat itu ditujukan untuk kebahagiaan diri sendiri atau kebahagiaan orang tua saja, masih kurang tepat. Hendaknya dilengkapi dengan permurnian (ikhlas) sebagaimana contoh berikut

"Aku berniat dan bertujuan untuk membuat orang tuaku bahagia, lillahi ta'ala".

Dalam prakteknya, untuk memudahkan kita membedakan apakah niat tersebut termasuk kategori 'ikhlas' atau bukan, ada sebuah metode mudah yang akan dijelaskan, yaitu setiap kali kita berniat atau berkehendak untuk melakukan sesuatu, misalnya : "Aku niat sholat lillahi ta'ala" (aku niat sholat (murni) karena Allah),  selanjutnya ikuti dengan pertanyaan : "kenapa lillahi ta'ala?" Jika jawaban dari pertanyaan itu adalah : "Karena Allah, sebagaimana firman-nya dalam Al Qur'an, memerintah kita untuk itu, meridhoi kita untuk melakukan itu", maka, niat tersebut adalah tepat sasaran. Jika jawabannya selain dari itu, maka dapat dipastikan bahwa niat tersebut besar kemungkinan untuk keliru.

Sekarang kita buat contoh lain, misal : "aku berniat untuk mencuri uang orang lain". Apakah dapat dilengkapi dengan kata lillaahi ta'ala? Kenapa lillahi ta'ala? Karena Allah memerintahkan kita untuk itu? Tidak. Allah tidak pernah memerintah kita untuk mencuri bukan Bahkan melarang kita untuk mencuri. Dengan demikian, niat tersebut bukanlah niat yang tepat, bukan niat dan tujuan yang dapat dikategorikan sebagai niat yang 'ikhlas'. Wallahu a'lam bish-shawab.

Demikianlah penjelasan singkat tentang makna ikhlas sebagai referensi singkat pula, untuk makna lebih kongkrit dan dapat dipertanggung jawabkan, hendaknya lebih mendalaminya dengan bertanya kepada seorang guru yang memang berkompeten, atau juga seorang ustadz yang sudah kita ketahui kesolehannya. Hal itu penting untuk menghindari kesalahan pemaknaan dan pemahaman. Terima kasih. Semoga be rmanfaat dan jangan lupa untuk meninggalkan komentar pada kolom komentar dibawah ini.

Popular posts from this blog

ცᥲცყ ᥲ font generator

Bahan List Rp | 4

Font Cuping Baby

Koleksi Symbol Aesthetic

ԲԾՌԵ Aesthetic Rp & Symbol